Bandung

Bandung-Panduan-Wisata-Travel-S-Helper

Bandung menempati dataran tinggi di Jawa Barat, Indonesia, cakrawalanya dihiasi oleh puncak-puncak gunung berapi yang jauh dan diselingi dengan jalan-jalan yang membawa gaung ambisi kolonial dan penemuan kembali pasca-kemerdekaan. Pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, kota ini terletak di dalam cekungan yang dikelilingi oleh gunung berapi Tersier dan Kuarter akhir, lerengnya pernah diselimuti perkebunan teh dan kopi. Saat ini, Bandung menempati peringkat sebagai kota terbesar ketiga di negara ini setelah Jakarta dan Surabaya, sementara wilayah metropolitannya yang lebih besar adalah rumah bagi lebih dari sebelas juta orang. Di sini, ketinggian meredakan panas khatulistiwa, dan pagi yang diselimuti kabut menawarkan cahaya redup yang melembutkan fasad art-deco dan lalu lintas yang terburu-buru di bawahnya.

Asal usul Bandung dapat ditelusuri hingga ke era Hindia Belanda, saat para penanam pada abad kedelapan belas membangun kebun teh di kaki bukit utara yang subur. Sebuah jalan membentang ke arah barat laut menuju Batavia, menghubungkan ladang-ladang dataran tinggi terpencil dengan ibu kota kolonial. Pada tahun 1906, Bandung telah memperoleh status gemeente, dan dalam beberapa dekade kota ini memperoleh hotel, kafe, dan butik yang elegan—begitu banyaknya, sehingga penduduk setempat menjulukinya Parijs van Java. Gedung Sate, dengan kubah tusuk sate yang khas, dan tiang-tiang yang indah di Hotel Preanger masih berdiri sebagai pengingat masa ketika kepekaan Eropa membentuk cakrawala lokal.

Secara geologis, Cekungan Bandung menyembunyikan sisa-sisa gunung berapi besar dari zaman Pleistosen yang dikenal sebagai Gunung Sunda. Dua letusan dahsyat telah membentuk bentang alam: yang pertama melubangi kawah yang luas, yang kedua membendung Sungai Citarum, menciptakan danau purba yang drainase akhirnya masih menjadi subjek perdebatan ilmiah. Di bawah kota, lebih dari enam miliar meter kubik air tanah terkunci dalam lapisan vulkanik dan aluvial, menyediakan air minum, irigasi, dan menopang perikanan. Sungai Cikapundung membelah dataran, sementara Tangkuban Perahu—yang secara harfiah berarti "perahu terbalik"—menjulang di utara, puncaknya yang terpotong menjadi pengingat akan kekuatan yang tak terkendali.

Dalam beberapa dekade setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Bandung telah berkembang melampaui jejak kolonialnya. Daerah pedesaan berganti menjadi daerah pinggiran kota, dan kepadatan penduduk meningkat hingga lebih dari enam belas ribu jiwa per kilometer persegi. Sejak saat itu, gedung-gedung tinggi baru telah mengubah cakrawala, sementara vila-vila bermunculan di tempat yang dulunya merupakan hutan dataran tinggi yang dilindungi. Pergeseran ini telah membawa tantangan baru: banjir yang disebabkan oleh drainase yang tidak memadai, jaringan lalu lintas yang kompleks yang terbebani oleh jalan arteri yang terbatas, dan upaya keras untuk mengelola limbah padat.

Namun, kota ini juga telah berupaya untuk berinovasi. Pada tahun 2017, kota ini mengklaim Penghargaan Udara Bersih ASEAN untuk kualitas udara kota besar, sebuah pengakuan atas pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Pemerintah kota telah memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memberi tahu warga tentang banjir dan kemacetan lalu lintas, sehingga Bandung mendapatkan reputasi sebagai salah satu "kota pintar" di Indonesia. Pada tahun 2015, UNESCO menyambutnya ke dalam Jaringan Kota Kreatif karena kekuatan komunitas desain, kerajinan, dan media barunya. Pada saat yang sama, Bandung telah muncul sebagai pusat nasional bagi perusahaan teknologi dan perusahaan rintisan, yang menarik mahasiswa dan investor untuk datang ke lembaga penelitian dan inkubatornya.

Sejarah arsitektur masih terasa di banyak sudut. Karya Henri Maclaine Pont, yang mendirikan kampus universitas teknik pertama di kota itu di Technische Hogeschool te Bandung, memperkenalkan "Gaya Hindia Baru," sebuah upaya awal untuk memadukan bentuk-bentuk Art Deco dengan motif-motif lokal—paling jelas terlihat pada atap Sunda yang bernada curam di aula upacara. Pada tahun 1920-an, desain J. Gerber untuk Gedung Sate mengantisipasi usulan pemindahan ibu kota kolonial dari Batavia, sementara penguasaan Wolff Schoemaker terhadap garis-garis modernis memperkaya bangunan-bangunan seperti Villa Isola dan markas besar militer regional. Albert Aalbers menyumbangkan keanggunan DENIS Bank yang ramping dan memberikan kemegahan baru pada Savoy Homann Hotel. Bersama-sama, para arsitek ini mengubah Bandung menjadi laboratorium arsitektur.

Meskipun peninggalan masa lalu masih terpelihara, lanskap kota saat ini mencakup lebih dari seratus bangunan tinggi, dengan banyak yang sedang dibangun atau menunggu persetujuan. Distrik komersial kini membentang di sepanjang koridor Dago, tempat menara-menara berdinding kaca berbagi ruang dengan pohon-pohon tua dan kios-kios suvenir. Di beberapa bagian Bandung Utara, sudut-sudut batu pasir bangunan pekerjaan umum kolonial menghasilkan bayangan panjang di antara kios-kios dan kafe-kafe.

Perekonomian Bandung bertumpu pada fondasi yang kuat. Pariwisata tumbuh subur di dekat kawah gunung berapi—Tangkuban Perahu di utara, Kawah Putih dan Danau Patenggang di selatan—di mana danau sub-alpin berwarna putih susu berada di tengah perkebunan teh. Museum—di antaranya Museum Geologi, Museum Pos, dan Museum Konferensi Asia Afrika—melestarikan spesimen ilmiah, arsip filateli, dan sejarah pertemuan 1955 yang membentuk Gerakan Non-Blok. Pengunjung menaiki bus wisata Bandros untuk menjelajahi tempat-tempat penting di pusat kota, sementara pengusaha lokal mengoperasikan "distro", gerai kecil yang mengkhususkan diri dalam mode nonmerek, majalah, dan rekaman artisanal. Toko-toko ini telah menjadi simbol identitas kaum muda, membedakan diri dari gerai pabrik pasar massal yang berjejer di jalan Cihampelas dan Riau.

Pemerintah kota telah menetapkan tujuh kawasan industri untuk perdagangan khusus: dari pusat tekstil di Cigondewah dan Cihampelas hingga bengkel alas kaki di Cibaduyut dan produsen tempe di Cibuntu. Kawasan-kawasan ini menggarisbawahi peran kota sebagai pusat manufaktur dan usaha kreatif.

Pertumbuhan populasi telah membawa perubahan demografi. Bandung yang secara tradisional merupakan kota Sunda, kini menjadi rumah bagi sejumlah besar komunitas Jawa, Tionghoa, Minang, dan komunitas lainnya. Sementara Islam tetap menjadi agama yang dominan, minoritas Kristen, Hindu, dan Buddha memiliki tempat ibadah di tiga puluh distriknya. Pada perkiraan pertengahan tahun 2023, 2,5 juta penduduk—hampir terbagi rata antara pria dan wanita—mengklaim Bandung sebagai rumah, menjadikannya kota terpadat ketiga di Indonesia.

Jalur transportasi mencerminkan ambisi dan kendala. Jalan Tol Cipularang, yang rampung pada tahun 2005, mengurangi waktu tempuh dari Jakarta menjadi rata-rata sembilan puluh menit, meskipun kemacetan di akhir pekan masih umum terjadi. Pada tahun 2005, Jembatan Pasupati akhirnya dibuka, sepanjang 2,8 kilometer membentang di Lembah Cikapundung dan memperlancar lalu lintas timur-barat. Tiga terminal bus antarkota kota—yang akan segera dikonsolidasikan di Gedebage—beroperasi di samping minibus angkot, angkutan pribadi dasar tetapi ada di mana-mana yang menghubungkan lingkungan sekitar. Jalur bus umum telah bertambah banyak di bawah skema seperti Trans Metro Bandung dan Trans Metro Pasundan, tetapi integrasi tarif penuh tetap menjadi tujuan masa depan.

Koneksi kereta api membentang dari dua stasiun utama Bandung ke Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta; layanan regional menghubungkan kota-kota di sekitarnya. Jalur kereta berkecepatan tinggi—yang sementara disebut Whoosh—sekarang beroperasi ke stasiun Halim di Jakarta, dengan kereta pengumpan yang mengangkut penumpang ke pusat kota. Perjalanan udara juga telah bergeser: Bandara Internasional Husein Sastranegara, yang dulunya merupakan pintu gerbang utama kota, menyerahkan sebagian besar penerbangan komersial pada akhir tahun 2023 ke Bandara Internasional Kertajati yang lebih besar, yang terminal modernnya menangani volume penumpang yang lebih besar.

Di tengah transformasi ini, Bandung masih mempertahankan sedikit keakraban. Alun-alun pusat seperti Alun-alun—jantung berumput di samping Masjid Agung—terus menarik keluarga saat senja. Gang-gang sempit berlabel Jalan atau singkatannya, Jl., memberi jalan bagi Gang-gang tempat sepeda motor menyelip di antara kios-kios makanan dan etalase pertokoan yang sudah pudar. Makam saluran air yang dibangun Belanda, rumah-rumah kolonial yang disinari matahari, dan kubah Gedung Merdeka yang megah berdiri sebagai judul bab dalam cerita yang masih dalam proses pengerjaan.

Di setiap musim, iklim Bandung tetap sedang. Agustus menghadirkan langit terkering; Maret, hujan paling lebat. Suhu berkisar di kisaran rata-rata yang jarang menyimpang lebih dari beberapa derajat dari pertengahan dua puluhan Celsius. Bagi para perencana kota dan penjaga budaya, tantangannya terletak pada bagaimana mengarahkan pertumbuhan tanpa kehilangan kualitas yang pertama kali menarik para penanam dan seniman ke puncak ini: udara sejuk, lereng yang subur, dan ruang terbuka yang cukup untuk membiarkan kota bernapas. Seiring Bandung bergerak maju, sejarahnya yang berlapis-lapis—geologi, kolonial, dan modern—bersikeras untuk diingat, bahkan saat babak baru ditulis dengan latar belakang gunung berapi yang sedang tidur.

Indonesian Rupiah (IDR)

Mata uang

1810

Didirikan

+62 22

Kode panggilan

2,506,603

Populasi

167,67 km² (64,74 mil persegi)

Daerah

Indonesia

Bahasa resmi

768 m (2.520 kaki)

Ketinggian

Western Indonesia Time (WIB) (UTC+7)

Zona waktu

Baca Selanjutnya...
Panduan-Perjalanan-Bali-Pembantu-Perjalanan

Bali

Bali, sebuah provinsi di Indonesia dan paling barat dari Kepulauan Sunda Kecil, dengan populasi lebih dari 4 juta jiwa dan berlokasi strategis di sebelah timur Jawa dan sebelah barat Lombok.
Baca selengkapnya →
Panduan-perjalanan-di-indonesia-Travel-S-helper

Indonesia

Indonesia, negara kepulauan terbesar, dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, menjadikannya negara terpadat keempat di dunia. Negara Asia Tenggara ini terletak di antara Samudra Hindia ...
Baca selengkapnya →
Panduan-Perjalanan-Jakarta-Travel-S-Helper

Jakarta

Jakarta, ibu kota dan kota terpadat di Indonesia, adalah kota metropolitan yang dinamis dengan perkiraan populasi lebih dari 10,6 juta penduduk di dalam wilayah administratif formalnya ...
Baca selengkapnya →
Panduan-Perjalanan-Lombok-Pembantu-Perjalanan

Lombok

Lombok, sebuah pulau di wilayah Nusa Tenggara Barat, Indonesia, dengan perkiraan jumlah penduduk sekitar 3.963.842 jiwa pada pertengahan tahun 2023. Pulau yang menarik ini, terletak di sebelah timur Bali dan barat ...
Baca selengkapnya →
Panduan-Perjalanan-Yogyakarta-Travel-S-Helper

Yogyakarta

Yogyakarta, ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta di Indonesia, merupakan pusat metropolitan yang terletak di wilayah selatan-tengah Pulau Jawa. Hingga pertengahan tahun 2023, Yogyakarta memiliki populasi ...
Baca selengkapnya →
Cerita Paling Populer
10 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Prancis

Prancis dikenal karena warisan budayanya yang penting, kulinernya yang istimewa, dan pemandangan alamnya yang menarik, sehingga menjadikannya negara yang paling banyak dikunjungi di dunia. Mulai dari melihat bangunan kuno…

10 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Prancis
10 Karnaval Terbaik di Dunia

Dari pertunjukan samba di Rio hingga keanggunan topeng Venesia, jelajahi 10 festival unik yang memamerkan kreativitas manusia, keragaman budaya, dan semangat perayaan yang universal. Temukan…

10 Karnaval Terbaik di Dunia