Menjelajahi Rahasia Alexandria Kuno
Dari masa pemerintahan Alexander Agung hingga bentuknya yang modern, kota ini tetap menjadi mercusuar pengetahuan, keragaman, dan keindahan. Daya tariknya yang tak lekang oleh waktu berasal dari…
Psarosoupa, sering disebut Kakao, adalah sup nelayan ikonik Yunani — sebuah bukti bagaimana bahan-bahan sederhana dari laut menjadi santapan yang menenangkan. Namanya Kakao Berasal dari panci-panci ikan kuno yang digunakan di atas api unggun, tempat para kru di perahu-perahu kecil merebus hasil tangkapan hari itu. Awalnya, ikan apa pun yang tidak dijual di pasar (kepala, tulang, ikan kecil) dimasukkan ke dalam panci bersama bawang bombai, tomat, dan banyak minyak zaitun. Campuran ini, yang direbus di atas perahu atau di kedai tepi laut, menghasilkan kaldu lezat yang menghangatkan para nelayan yang lapar hingga ke tulang.
Versi modern dimulai dengan ikan putih segar — pilihan umum termasuk ikan kod, kakap, atau ikan bass — seringkali utuh atau dalam potongan besar. Dalam panci besar, bawang bombai, bawang putih, dan daun bawang ditumis perlahan dengan minyak zaitun, lalu potongan ikan (termasuk terkadang kepalanya untuk menambah rasa) ditambahkan. Tomat dan sayuran akar seperti kentang atau wortel dimasukkan berikutnya, bersama dengan herba seperti peterseli, daun salam, dan sedikit oregano. Air atau kaldu ikan menutupi bahan-bahan. Sup dididihkan dengan api kecil lalu direbus hingga ikan dan sayuran empuk dan bumbunya menyatu. Terakhir, perasan air lemon yang banyak ditambahkan saat disajikan untuk menyegarkan sup.
Hasilnya adalah semangkuk kenyamanan khas Mediterania. Rasa Kakavia segar dan asin, dibumbui rempah-rempah dengan lembut, dengan sentuhan kaya dari ikan yang dimasak perlahan. Minyak zaitun memberikan kekayaan rasa keemasan pada kaldu, dan lemon menyempurnakan keseluruhan profilnya. Tidak seperti semur berat, sup ini tetap ringan namun sangat memuaskan, mewujudkan cara Yunani dalam mengubah bahan-bahan sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa. Sup nelayan memiliki tempatnya di menu-menu mulai dari taverna di tepi Laut Aegea hingga dapur keluarga di Athena; disajikan panas mengepul, sup ini memberikan rasa hangat yang murni.
Kisah Kakavia berakar jauh dalam sejarah pelayaran Yunani. Nelayan zaman dahulu bahkan menganggap kepala dan tulang ikan sebagai bahan utama untuk hidangan bersama. Bagi banyak masyarakat pesisir, sup ikan sama pentingnya dengan roti. Saat ini, meskipun makanan laut segar lebih mudah diperoleh, Kakavia tetap membangkitkan kesederhanaan yang membumi: tidak ada ikan yang terbuang sia-sia, dan setiap bagiannya memberikan rasa yang nikmat. Di seluruh Mediterania, banyak budaya memiliki semur ikan (dari bahasa Italia kaldu ke bahasa Prancis roti bouillabaisse), tetapi Kakavia memiliki ciri khas Yunani dalam penggunaan minyak zaitun dan lemon. Sentuhan khas daerah pun berlimpah: di Kreta, sedikit raki mungkin ditambahkan, di Cyclades, segenggam kerang atau sejumput safron muncul. Namun, setiap versi memiliki inti yang sama: merebus ikan dan sayuran kebun dengan rempah-rempah untuk menciptakan kaldu yang rasanya seperti laut.
Kakavia dinikmati sepanjang tahun, tetapi terasa lebih nyaman saat cuaca dingin atau di sore hari yang berangin di tepi pantai. Hidangan ini mencerminkan komunitas dan tradisi: para nelayan berkumpul untuk makan bersama, hidangan keluarga dibagikan di meja, dan percakapan diselingi denting irisan lemon di mangkuk sup. Meskipun mungkin tidak setenar hidangan nasional seperti moussaka atau tzatziki, Kakavia adalah andalan masakan rumahan Yunani. Setiap daerah dan keluarga mungkin mengubah resepnya, tetapi semuanya sepakat pada semangat hidangan ini: sup yang nyaman dan hangat dari bahan-bahan sederhana yang terasa bergizi seperti seharian di tepi laut.
4
porsi10
menit30
menit300
kkalKakavia Yunani (Psarosoupa) ini adalah sup ikan nelayan yang lezat. Untuk membuatnya, rebus ikan segar (termasuk tulangnya) dalam air hingga menjadi kaldu encer. Angkat ikan, saring kaldunya, dan buang tulangnya. Dalam panci, panaskan minyak zaitun dan tumis bawang bombai, bawang putih, daun bawang, seledri, dan wortel hingga lunak. Masukkan kentang potong dadu, tomat, daun salam, peterseli, dan oregano ke dalam kaldu, lalu didihkan perlahan. Masak sekitar 15–20 menit hingga sayuran empuk. Suwir-suwir daging ikan yang disisihkan menjadi potongan-potongan kecil dan kembalikan ke panci untuk dihangatkan. Bumbui dengan garam dan merica, tambahkan air perasan lemon segar, dan hiasi setiap mangkuk dengan peterseli cincang. Sajikan panas dengan irisan lemon untuk hidangan pesisir yang autentik.
2 pon (sekitar 900g) ikan putih (utuh atau fillet; misalnya, ikan kod, ikan kakap, ikan air tawar), dibersihkan dan dibuang sisiknya
1 bawang bombay, cincang
2 siung bawang putih, cincang
1 batang daun bawang, diiris (bagian putihnya saja; menambah rasa manis)
1 batang seledri, potong dadu
2 wortel, diiris
2 kentang ukuran sedang, kupas dan potong dadu
1 (14 ons) kaleng tomat potong dadu (atau 2 cangkir tomat segar cincang)
1 lembar daun salam
2–3 tangkai peterseli segar (atau 1 sdt peterseli kering)
1 sendok teh oregano kering (opsional)
¼ sendok teh paprika atau sejumput kunyit (untuk pewarna; opsional)
¼ cangkir minyak zaitun extra virgin (dibagi)
Garam dan lada hitam yang baru digiling, secukupnya
Air perasan 1 buah lemon (untuk penyajian)
Masukkan ikan utuh (termasuk kepala dan tulang) ke dalam panci besar berisi sekitar 6 gelas air. Bumbui sedikit dengan garam. Didihkan, lalu kecilkan api dan masak dengan api kecil selama 10-15 menit untuk membuat kaldu ikan.
Keluarkan ikan dengan hati-hati dari panci dan sisihkan hingga dingin. Saring kaldu dengan saringan halus untuk membuang tulang atau kotoran, lalu kembalikan kaldu bening ke dalam panci.
Di wajan terpisah, panaskan setengah minyak zaitun dengan api sedang. Tumis bawang bombai, bawang putih, daun bawang, seledri, dan wortel hingga lunak (sekitar 5 menit).
Masukkan sayuran tumis, kentang potong dadu, tomat, daun salam, peterseli, oregano, dan paprika ke dalam kaldu ikan. Aduk rata dan didihkan kembali dengan api kecil.
Masak selama 15-20 menit hingga kentang dan wortel empuk. Buang busa atau minyak berlebih yang menempel di permukaan.
Suwir atau potong ikan yang sudah disisihkan menjadi potongan-potongan kecil (buang tulang dan kulitnya). Masukkan kembali daging ikan ke dalam panci dan panaskan selama 2-3 menit.
Bumbui sup dengan garam dan merica secukupnya. Masukkan sisa minyak zaitun dan air perasan lemon. Angkat dan buang daun salam.
Tuang sup ikan panas ke dalam mangkuk. Hiasi dengan peterseli cincang dan sajikan segera dengan irisan lemon.
Fakta Nutrisi (per porsi) |
|
Kalori | 300 |
Total Lemak | 8 gram |
Lemak Jenuh | 1 gram |
Karbohidrat | 20 gram |
Serat Makanan | 3 gram |
Gula | 3 gram |
Protein | 25 gram |
Alergen | Ikan (bebas gluten) |
Dari masa pemerintahan Alexander Agung hingga bentuknya yang modern, kota ini tetap menjadi mercusuar pengetahuan, keragaman, dan keindahan. Daya tariknya yang tak lekang oleh waktu berasal dari…
Dengan menelaah makna sejarah, dampak budaya, dan daya tariknya yang tak tertahankan, artikel ini membahas situs-situs spiritual yang paling dihormati di seluruh dunia. Dari bangunan kuno hingga…
Perjalanan dengan perahu—terutama dengan kapal pesiar—menawarkan liburan yang unik dan lengkap. Namun, ada keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan, seperti halnya jenis perjalanan lainnya…
Dengan kanal-kanalnya yang romantis, arsitektur yang mengagumkan, dan relevansi historis yang hebat, Venesia, kota yang menawan di Laut Adriatik, memikat para pengunjung. Pusat kota yang megah ini…
Meskipun banyak kota megah di Eropa masih kalah pamor dibandingkan kota-kota lain yang lebih terkenal, kota ini menyimpan banyak sekali kota yang mempesona. Dari daya tarik artistiknya…