Magiritsa hadir di meja makan sebagai penutup perayaan puasa Prapaskah Ortodoks Yunani. Sup Paskah ini terbuat dari jeroan domba yang empuk dan sayuran hijau segar, disegarkan dengan saus avgolemono (telur-lemon) yang lezat. Hidangan tradisional ini disajikan setelah Misa tengah malam pada Sabtu Suci, melambangkan akhir masa Prapaskah empat puluh hari. Aroma adas dan peterseli yang harum meresap ke dalam kaldu dengan kehangatan herbal, sementara perasan lemon dan kuning telur kocok menghasilkan sentuhan akhir yang creamy dan tajam yang menyegarkan lidah.
Sup ini berakar kuat dalam budaya Yunani. Sup ini mencerminkan pemanfaatan daging domba utuh panggang untuk Paskah secara cerdik: setelah daging dipotong saat pesta, sisa jeroan dan rempah segar menjadi Magiritsa. Bahan-bahannya mungkin tampak sederhana – hati domba, roti manis, usus, dan selada – namun dimasak dengan cermat mengubahnya menjadi sup yang kaya rasa dan mengenyangkan. Setiap sendoknya mengandung aroma lemon yang segar dan rempah-rempah yang mengimbangi rasa dasar dagingnya. Secara tradisional, tidak ada nasi yang ditambahkan, meskipun beberapa juru masak daerah mengencerkan sup dengan beberapa sendok makan nasi atau jelai; para puritan biasanya menghindari biji-bijian agar kaldu tetap bening dan lembut. Jika sup terasa terlalu kental, sedikit air panas atau kaldu dapat mengencerkannya.
Magiritsa terasa nyaman, baik dari segi rasa maupun makna. Kaldu telur-lemon yang segar melapisi langit-langit mulut, menembus lemak jeroan yang kaya dengan rasa jeruk yang menyegarkan. Di saat yang sama, sup ini dengan lembut menyegarkan tubuh setelah berminggu-minggu berpuasa: protein dari daging domba dan nutrisi dari sayuran hijau memulihkan tenaga. Secara nutrisi, Magiritsa bergizi: sup ini dihargai karena menyediakan zat besi dan vitamin B dari jeroan, serta protein dan lemak sehat yang mudah diserap. Keluarga biasanya berbuka puasa Prapaskah dengan memecahkan telur rebus berwarna merah dan menikmati sup ini sebagai santapan bersama. Kulit telur yang cerah, yang melambangkan Kebangkitan, semakin memeriahkan suasana perayaan.
Meskipun penting untuk upacara, sup ini tetap mudah dibuat. Organ domba direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan bau menyengat, lalu direbus dengan bawang bombai, bawang putih, dan selada iris. Menjelang akhir pemasakan, adas segar dan peterseli diaduk. Terakhir, teknik avgolemono diterapkan: kuning telur kocok dicampur dengan kaldu panas dan air perasan lemon, lalu diaduk kembali ke dalam panci yang sudah dimatikan apinya untuk membentuk saus kental berwarna kuning yang mengentalkan sup dengan lembut. Telur diaduk perlahan agar tidak menggumpal. Beberapa resep menambahkan sesendok nasi atau jelai untuk memperpanjang rasa sup, tetapi banyak tradisi lebih menyukai sup tanpa biji-bijian.
Meskipun bahan-bahannya mungkin terdengar asing bagi pemula, daya tarik Magiritsa bersifat universal. Kaldu yang cerah dan creamy serta potongan daging yang lembut menciptakan keseimbangan antara rasa tanah dan asam. Hal ini menjadi bukti kemampuan masakan Yunani untuk mengubah bahan-bahan sederhana menjadi sesuatu yang sangat memuaskan. Disajikan dengan roti kering hangat dan sedikit minyak zaitun extra virgin (dan mungkin segelas anggur putih kering), Magiritsa bersinar sebagai hidangan yang menceritakan kisah perayaan dan kepulangan. Resep ini menyediakan semua detail yang dibutuhkan untuk meniru ritual tersebut di rumah dan menikmati cita rasa Paskah Yunani yang telah lama ada.