Mišanca (juga disebut perkawinan antara suku atau bangsa) adalah salad sederhana namun penuh jiwa yang menangkap semangat musim semi Kroasia. Hidangan ini berasal dari pesisir Dalmatian, tempat penduduk setempat selama beberapa generasi mengais padang rumput dan hutan untuk mencari herba liar yang lembut. Di awal musim – biasanya akhir musim dingin hingga musim semi – tangan-tangan yang penasaran mengumpulkan tunas-tunas muda yang semarak: daun bawang liar, oregano, daun adas, daun sawi putih, bahkan bunga-bunga yang dapat dimakan dan aneka sayuran hijau musim semi. Bahan-bahan ini sering dijual dalam bentuk bundel siap pakai di pasar lokal. Salad yang dihasilkan merupakan perayaan atas karunia alam: perpaduan sayuran hijau yang pedas, pahit, dan aromatik yang membangkitkan selera setelah musim dingin yang panjang.
Pesona Mišanca terletak pada kesederhanaan dan musimnya. Sayuran liar direbus sebentar (disiapkan di atas kompor) dalam air garam, lalu tiriskan dan beri minyak zaitun peras dingin, perasan lemon, dan mungkin sedikit cuka anggur. Sausnya menempel di sudut dan urat daun, melembutkan rasa asamnya yang khas. Secara tradisional, caper, ikan teri cincang halus, atau bawang putih cincang dapat dicampur untuk menambah rasa asin, dan telur rebus atau kentang rebus terkadang melengkapi hidangan. Setiap gigitan menghadirkan kerenyahan yang lembut dan sedikit kesegaran dari minyak zaitun dan jeruk, diimbangi dengan rasa tanah yang khas dari sayuran hijaunya.
Yang membuat Mišanca istimewa adalah hubungannya dengan tempat dan musim. Hidangan ini mewujudkan etos Dalmatian yang memanfaatkan bahan-bahan segar: hidangan yang lahir karena kebutuhan di bulan-bulan musim semi yang sulit, tetapi kini dirayakan oleh para koki dan juru masak rumahan. Di pedalaman Zagreb dan kota-kota kepulauan, Mišanca muncul di menu sebagai hidangan pembuka ringan atau lauk yang menyehatkan. Hidangan ini menghadirkan nuansa petualangan: mencicipi alam liar Kroasia dalam satu suapan sayuran hijau yang beragam. Di atas meja yang dinaungi cabang-cabang pohon zaitun, semangkuk Mišanca dapat disajikan bersama ikan bakar, domba panggang, atau sekadar roti hangat untuk santapan yang benar-benar sederhana. Rasanya halus namun kompleks – sedikit bawang liar di sini, sedikit adas manis di sana – mengingatkan mereka yang menyantapnya akan teras dan hutan Adriatik tempat asalnya.
Hidangan ini juga menceritakan kisah budaya. Selama hari-hari puasa dan musim perayaan, Mišanca menjadi favorit karena tumbuhan liar berlimpah dan daging langka. Hidangan ini tetap menjadi tonik bergizi di musim semi: sayuran liar kaya akan vitamin A dan C, zat besi, dan serat. Para pencinta kuliner modern telah menemukan kembali Mišanca karena kesehatan dan keunikannya. Hidangan ini menarik bagi para vegan dan herbivora, tetapi bahkan para pemakan daging pun menghargai perannya dalam diet Mediterania yang seimbang.
Dari segi rasa dan tekstur, Mišanca cukup kompleks. Daunnya mungkin sedikit pahit atau pedas, tergantung spesies yang dipetik. Minyak zaitun dan lemon menjembatani rasa ini, memberikan kehangatan yang tajam dan beraroma buah. Hiasan caper atau zaitun di akhir menambahkan sedikit rasa asin, dan taburan telur rebus atau irisan kentang yang lembut dapat mengubahnya menjadi salad atau hidangan ringan yang lebih mengenyangkan. Keseluruhan pengalaman ini menghadirkan kesegaran dan vitalitas – sebuah pengingat mengapa herba liar ini telah dicintai sejak zaman dahulu.