Koh Tao

Scuba diving dan snorkeling adalah aktivitas populer di pulau ini, begitu juga hiking, panjat tebing, dan bouldering. Tujuan wisata paling populer adalah Sairee di pantai barat, yang menampilkan pantai berpasir putih sepanjang 1.7 kilometer yang hanya dipecah oleh beberapa batu besar dan taburan motel dan restoran dengan harga menengah. Chalok Baan Khao, di selatan pulau, semakin populer sebagai pilihan bagi orang yang ingin menghindari keramaian. Semakin banyak pendaki tertarik pada batu-batu granit yang ditemukan di hutan dan di pantai Ko Tao.

Ko Tao kurang berkembang dibandingkan Ko Samui dan Ko Pha Ngan, tetapi menjadi lebih populer, terutama dengan budaya backpacker pertengahan 20-an yang mencari sertifikasi scuba diving dengan harga terjangkau. Selama dua tahun terakhir, demografi pulau ini mengalami peningkatan usia, dengan banyak tamu yang pertama kali mengunjungi pulau ini lebih dari 10 tahun lalu kini kembali bersama keluarga mereka.

Kondisi penyelaman telah meningkat secara substansial dalam beberapa tahun terakhir sebagai hasil dari pengajaran lokal yang berkelanjutan dari komunitas penyelaman. Pola cuaca El Nio tahun 1997 memicu pemanasan laut, mengakibatkan hilangnya banyak karang dangkal di sekitar pulau. Pemulihan telah cepat dan luar biasa sejak saat itu. Scuba diving di Ko Tao saat ini termasuk yang terbesar di Teluk Thailand. Dan, dengan bantuan organisasi konservasi pulau, Save Koh Tao, prospek lingkungan pulau itu membaik.

Selama beberapa dekade, pariwisata dan pembangunan pulau ini meningkat secara bertahap, dengan infrastruktur publik yang terkadang tertinggal jauh di belakang. Pasokan listrik dan air tawar seringkali terbatas, dan pembuangan limbah padat dan cair tidak mencukupi. Sebagai akibat dari faktor-faktor ini, wisatawan ke Koh Tao secara aktif didesak untuk melestarikan sumber daya dan melindungi perusahaan dan resor yang ramah lingkungan.

Sebagai salah satu lokasi penyelaman paling populer di dunia, konsekuensi merugikan dari penyelaman terhadap kesehatan terumbu karang di sekitar Koh Tao semakin mendapat perhatian. Penyelam yang mengunjungi pulau ini harus sangat berhati-hati dalam mematuhi kode etik yang diperlukan untuk menyelam/snorkeling di kawasan terumbu karang, terutama menghindari menyentuh karang atau koral dengan cara apa pun. Alasan alami, bersamaan dengan penggunaan beberapa lokasi secara berlebihan, telah mengakibatkan peningkatan populasi koralivora seperti siput Drupella dan bintang laut mahkota duri di seluruh pulau dalam beberapa tahun terakhir. Rencana Induk Zonasi dan Regulasi Laut untuk pulau ini disiapkan pada tahun 2012 dan kemudian menjadi undang-undang lokal, namun dampak menguntungkan dari pengelolaan yang lebih besar belum terwujud dalam hal kesehatan kawasan terumbu karang.

Chumpon Pinnacle, tempat menyelam di sebelah barat pulau, populer di kalangan penyelam yang mencari hiu paus dan hiu banteng. Namun, karena suhu air meningkat dari tahun sebelumnya, sejumlah besar hiu banteng pindah ke laut yang lebih dingin. Lebih dari 130 jenis karang keras dan 223 spesies ikan karang dari 53 famili dapat ditemukan di pulau ini.