Letusan dahsyat, mirip dengan yang mengubur kota kuno Pompeii pada 79 SM, bisa terjadi lagi, menurut para ahli.
Pompeii, kota kaya di bawah Vesuvius, menghilang dari permukaan bumi pada 79 SM. Letusan gunung berapi berlangsung 24 jam dan menewaskan 2,000 orang.
Penulis satu-satunya catatan bencana yang selamat adalah Pliny the Younger, keponakan dari laksamana armada Romawi dan naturalis Pliny the Elder, yang berlayar ke lokasi bencana dengan harapan menyelamatkan penduduk. . Namun, dirinya tetap terbaring di pantai dalam mimpi abadi.
Pliny the Younger menulis bahwa dia berada di Misano hari itu ketika dia melihat kepulan asap tebal di atas Vesuvius, yang menyebar ke Pompeii dalam bentuk payung terbuka.
Awan abu meledak 20 kilometer ke udara, lalu mulai turun, menggelinding menuruni gunung dengan kecepatan hingga 110 kilometer per jam, menghancurkan segala sesuatu dalam radius 500 kilometer persegi. Sejumlah besar orang mencoba melarikan diri.
Abu dan gas beracun dari dampak piroklastik mencapai suhu 700 derajat Celcius dan membunuh ribuan orang yang tinggal di Pompeii, tetapi juga di dekat Herculaneum dan tempat-tempat kecil di antaranya.
Dalam proses kehancuran yang luar biasa ini, Pompeii tetap terpelihara dengan sempurna, seolah-olah dalam kapsul waktu, dan ditutup hingga pertengahan abad ke-18, ketika ditemukan secara tidak sengaja.
Para arkeolog terkejut ketika menemukan bahwa di bawah lapisan abu dan puing yang tebal terdapat pemukiman yang hampir utuh.
Para ahli percaya bahwa letusan Vesuvius bisa berulang dengan intensitas yang sama. Sejauh ini, gunung berapi ini telah meletus sekitar 50 kali. Letusan besar terakhir terjadi pada tahun 1944.
Ancaman yang lebih serius bagi Pompeii daripada gunung berapi saat ini adalah jutaan turis, tetapi juga kerusakan terkait cuaca, karena curah hujan menghancurkan sisa-sisa kota.
Oleh karena itu, para arkeolog mencari di area dua pertiga dari kota yang digali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut tentang tempat ini. Penggalian sepertiga kota yang masih berada di bawah tanah dihentikan, sehingga penghancuran total Pompeii ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut dan kota Italia yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO ini dilestarikan.
